Sebuah Kesan Untuk Halo Makassar

Halo! Jadi ini adalah blogpost dadakan yang aku tulis beberapa jam sebelum nobar di CGV dan disunting sedikit setelah pulang. Aku cuma mau cerita sedikit sih, tentang pandanganku terhadap film Halo Makassar ini.

First of all, a brief introduction. Halo Makassar adalah film kedua dari Finisia Production yang mengangkat tema romansa dengan bumbu komedi. Film ini bercerita tentang Anggu, seorang operator taksi dengan karakter yang bubbly, dan juga Diat, a genius music composer who talk straight to the point almost all of the time. Untuk gambaran lebih lanjut, mungkin teman-teman bisa langsung cek trailernya di youtube. Hehe.

Nah, malam sebelum gala premiere, ayah aku, sekaligus produser dari film Halo Makassar ini nawarin untuk ikut di acara gala premierenya. Yang dengan senang hati aku iyakan, tentunya. Sebenarnya aku udah nonton waktu screening, tapi kayanya feelnya beda kalau nonton pake projector biasa, sama kalau nonton di bioskop.

Singkat cerita, gala premierenya mungkin terlambat 20 menit? And it goes like how a gala premiere should. Ngobrol-ngobrol, games, pemutaran teaser dan trailer, and things like that. Setelah itu, acara pun dipindahkan dari hall Tokyo Phinisi Point, menuju Cinemaxx untuk langsung nonton bareng! Teehee~

Interesting fact! Kata kak Anggu, dia dan kak Diat tidak banyak dipertemukan saat shooting sehingga chemistry keduanya dapat. Loh. Kalau film romance, kok gak ketemuan? Indeed. That is the point of the movie!

DISCLAIMER: Ini mungkin gak bakal seperti review orang-orang yang expert dan sejenisnya. Hanya sekedar review yang lebih ke curhatan semata. Not a biased opinion!

Halo Makassar masih sama dengan film yang sebelumnya, yaitu Uang Panai yang mengangkat kisah cinta dua sejoli berlatar kota Makassar, tentunya dengan bumbu komedi dari wajah-wajah baru! Di film ini, mereka punya Bimbi dan Mellonk yang lucunya tuh wah. Parah. I also like how Tumming and Abu appeared as a cameo in this movie, but also the key point of the movie. Kayak, kalau mereka gak ada, masalah inti dari film ini tuh gak akan muncul. Well. Kadang cameo tuh memegang andil besar dalam plot cerita, iya gak sih? Anyway, cerita untuk Halo Makassar ini lebih ringan daripada Uang Panai’, tapi gak kalah menariknya. This is like how you can fall in love with someone, by not even looking at them. Film ini ngajarin kalau love is as simple as that. Love_Is_You_Cherrybelle_Stafaband.mp3
Dimulai dari teaser. Aku. Bener-bener. Suka. Teasernya. Tiga teaser untuk memperkenalkan 3 'sisi' dari cerita ini. Dimulai dengan Diat yang mendengar segala sesuatu dan dapat diproses menjadi sebuah lagu dalam kepalanya, Anggu dan rekan kerjanya yang memang sudah dilatih untuk berinteraksi dengan banyak orang, serta kelakuan Bimbi dan Mellonk yang tidak kalah lucunya di teaser ketiga. And then on the trailer? Bam. 3 sisi cerita ini bertemu. Begitu juga dengan di filmnya. This three sides really mixed well.

Ceritanya dikemas dengan sederhana, tapi ya sebuah emotional rollercoaster juga. Benci banget aku yang kadang-kadang air mata udah di pelupuk tapi tiba-tiba Bimbi apa enggak Mellonk muncul tiba-tiba. Air matanya gagal turun. But the instruments and songs are very well placed! Kadang-kadang ada suara piano, atau drum yang cuma 2 ketukan atau 4 ketukan tapi bikin scenenya makin ngefeel.

Setelah premiere kemarin, aku ngobrol-ngobrol sama om Halim, yang kebetulan sutradara dari Uang Panai, dan juga yang ikut andil dalam pembuatan konsep awal Halo Makassar. Terus om Halim ngomong “Ini tuh gayanya Jepang banget.” lalu kemudian Kimi No Na Wa keplay di otak yang aku jawab dengan “OHIYA BENER.” Untuk plotnya, pengambilan gambarnya, and such. ENDINGNYA PUN. WAH. APAKAH ANGGU DAN DIAT AKAN BERTEMU DI TANGGA LAYAKNYA MITSUHA DAN TAKI-KUN. OMO.


Jadi, di film ini aku juga punya beberapa scene favorit, tapi ada satu scene, yang udah tiga kali aku nonton pun, gak bosen. Salah satu scene di akhir film. Feelnya selalu dapat. Yang jantung w jadi gak karuan sendiri. DRAMA BANGET SIS PARAH HATI W DIOBRAK-ABRIK. Yang udah nonton, bisa tebak scene yang mana? Dan yang belum nonton, hayo nonton terus tebak scene yang mana.

Selain itu, aku suka sama karakter-karakter yang digambarkan di film ini. Tokoh-tokoh kecil pun diperkenalkan sedemikian rupa, jadi keberadaan mereka itu gak sia-sia gitu loh. Karena ada beberapa film yang pemeran pendukungnya cuma bikin kita berpikir "Sis wyd" dan untuk film ini aku rasa gak ada. Mulai dari orang-orang di pihak Anggu maupun Diat, entah itu mereka hanya mengatakan 1 atau 2 kalimat, tapi alur ceritanya bisa berubah karena mereka!

Conclusion is, film ini adalah Kimi No Na Wa dengan kearifan lokal. Loh. Enggak. Intinya film ini tuh sebuah emotional rollercoaster untuk aku, dan mungkin bagi kalian yang suka drama Korea juga hatinya akan tergonjang-ganjing. This really is a worth watching movie.

For the production house, what a great work you've done there! I appreciate it a lot. Rasa-rasa nonton Lee Minho yang suka makan coto aka dengan local wisdom. Cia.

(BTW IYA LOH GUYS LU KATA GUE JATUH CINTA SAMA BOBBY GARA2 APA CUMA GARA2 SUARA DIA DI MY TYPE JUGA HAH AMBYAR GAK LO.)

With loves, Icha.
xo





Komentar

Postingan Populer