(Alhamdulillah) Umrah!


Hi! Setelah sekian lama aku gak pernah cerita disini, kali ini aku bawa cerita baru! Yeay! Hahaha. 

Cerita kali ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, mengingat banyaknya kejadian menarik yang terjadi selama 17 hari aku dan keluargaku pergi keluar kota.
Selama 17 hari tersebut, kami pergi ke beberapa tempat. Antara lain Saudi Arabia (Mekkah, Madinah, dan Jeddah), Kuala Lumpur, dan Lombok! 

Jika kita berbicara tentang Mekkah maupun Madinah, pasti yang terbayang di benak adalah bagian dari ibadah umat Muslim. Yap! Alhamdulillah, Aku dan keluarga diberi kesempatan sama Allah untuk berkunjung ke rumahNya dengan cara yang biasa kita kenal sebagai “umrah

Jadi awalnya, rencana untuk umrah ini akan dilaksanakan di bulan April, namun karena satu dan beberapa hal, ditunda menjadi bulan Juni. 

Dan. Enggak. Kita gak pake tour dari travel ataupun, alias umrah mandiri ^-^. Kecuali untuk urusan visa ya, hehe. So? Let’s get started!

Jadi sebelum bikin visa, kami harus punya buku dari lembaga vaksin internasional untuk bukti kalau kita sudah mendapatkan suntik meningitis. Meningitis itu apa sih? Jadi meningitis itu penyakit yang bisa menginfeksi meninges dan menyerang otak sampai sumsum tulang belakang. Maka dari itu Pemerintah Arab mewajibkan vaksin meningitis.

Jadi saat itu aku dan adik-adikku izin dari sekolah, untuk suntik meningitis. Semuanya udah bangun pagi kan ya, eh gak ada pas foto. Jadi pagi itu, kami foto dulu, depan rumah :”) Habis itu, fotonya diedit dan langsung aku cetak depan rumah. Ohiya, berkas yang dibutuhkan kalau mau suntik meningitis hanya dua, paspor dan fotokopi paspor, serta pas foto. Pas fotonya lupa ukuran berapa….
Biaya untuk suntik meningitis itu roughly sekitar Rp.540.000-an lah.

Selain itu, yang paling penting saat kita bepergian. Yap! Tiket pesawat. Untuk tiket pesawat sendiri, kami menggunakan AirAsia. Kalau kalian rajin nyari di website mereka, pasti dapet murah, kemanapun itu. Tapi nyarinya harus yang dari KL ya! 

Karena kebetulan Om aku kerja di AirAsia, jadi dia dapat beberapa jatah tiket gratis. Yang cukup dibayar adalah biaya administrasi sebesar 1 juta rupiah. 

Jadi, Ayahku, Ibuku dan Nenekku menggunakan jatah tiket gratis itu, round trip KL-Jeddah dan Jeddah-KL. Yang sebenarnya, sudah diurus semenjak awal tahun. Sehingga ketika kami betul-betul berencana untuk pergi, Ibuku langsung nyari tiket di website AirAsia. Untuk perginya sih dapet, tapi pulangnya enggak. Jadi pulangnya naik Malindo Air, adek-nya Lion Air. Mau gak mau tiket AirAsia ibu aku yang Jeddah-KL gak dipakai, dan Ibu ikutan beli Malindo. Karena kalau Ibu gak ikut, aku cuma bertiga sama dua adek aku.

Akhirnya, visa pun diurus oleh kenalan ayah yang punya travel. Sebenarnya, travel-travel umrah itu enggak sembarangan ngurusin visa umrah karena banyak yang sering salah-gunakan untuk kerja disana. Kalau begitu, travelnya bisa langsung diblacklist! Hiiy, ngeri ya. 

Setelah melengkapi berkas, dari pihak travel, semua berkas dikirim langsung ke Jakarta. Mungkin ke Embassy kali ya? Ya mungkin. Seminggu lebih, visanya issued. Alhamdulillah.

Jadi kami berangkat dari Makassar tanggal 17 Juni pagi. Otomatis, ke bandaranya harus subuh. Setelah sahur, kami langsung ke bandara. Semua barang udah harus siap dari malamnya ya! 

Jadi, kami beli tiket untuk connecting flight dari UPG-CGK, CGK-KUL, KUL-JED. 

Sampai di bandara, kami langsung check-in, drop bagasi, lalu kemudian sholat subuh. Kami naik Lion Air by the way! Setelah sholat subuh, Akhtar pergi buat beli roti. Buat oleh-oleh hehe. Pas dia lagi beli roti, udah ada panggilan untuk boarding. Yaudahlah, ada adegan lari-larian lagi. Wkwk. Oh and by the way, Ibuku sama Nenekku lewat jalur lain since my grandmother use wheelchair.
Di bus menuju pesawat, aku baru sadar kalau Akhtar, ninggalin semua bantal leher dan hand warmerku di x-ray bandara. Mau nangis sekebun. 

Pesawat kami take off sekitar jam 6:45, dan nyampe Jakarta hampir jam 9. Kami keluar dari Terminal 1B, dan harus pindah ke Terminal 2 karena untuk CGK-KUL kami naik Batik Air. Kami naik free shuttle bus dari Terminal 1B ke Terminal 2. Seingat aku… Batik Air schedulenya jam 14:35. Jadi kami menunggu selama beberapa jam. Daaan Om aku juga dateng! Yeay! Karena kebetulan dia tinggalnya di Tangerang and we hadn’t meet for a long time, jadi Om Rasyid datang bareng Bunda Bunga, Athallah, Caca dan Ghifari. Athallah, Caca dan Ghifari itu sepupu aku! Hehe. So we played and talked for few hours, sampai kami harus masuk buat check-in. Setelah lewatin imigrasi, ada Lotte Duty Free dan ada foto Leeteuk oppaku sama Donghae oppakuuuu wooo! 

Flight dari Jakarta ke Kuala Lumpur memakan waktu sekitar 3 jam, dan kami sampai di KLIA. The airport is really cool! But seriously it was the first time i went abroad so yeah ; - ; Kaya nonton upin ipin live. Kita naik some kind of train ke tempat imigrasi dan tempat ambil bagasi. Disitu aku ketemu kak Husna! She’s from Kalimantan. Baik deh pokoknya huhu. 
Setelah itu kami naik MRT ke KLIA2. Everything was so new for me i’m amazed. Dan disitu kami nanya ke petugasnya untuk waktu Maghrib, dan katanya Maghrib itu jam 7 lewat. Yang artinya, buka puasanya juga jam 7. Nangis enggak ya. 

Enggak dong! Icha kan kuat! Apa sih cha. Ya jadi intinya habis dari KLIA, naik MRT ke KLIA2, langsung ke Subway. INI KAN SERASA YANG ADA DI DRAMA KOREA YAK SUBWAY GITU APALAGI CHICAGO TYPEWRITER AIGU CHINGU. Oke skip. Jadi buka puasanya di Subway. Setelah itu, nyari-nyari hotel sekitar KLIA2. Yang akhirnya, pilihannya jatuh pada capsule hotel di dalam KLIA2. Namanya Container Hotel Group. Lucu banget sih parah! Mungkin aku bakal bikin review sendiri buat Container Hotel Group yang di KLIA2 ini.

Jadi, setelah mandi dan tidur sebentar, kami bangun jam 2 pagi, lalu mandi dan langsung ke tempat check-in. Aku dan Ayah langsung melakukan web check-in, namun, saat check in, boarding passnya tidak bisa diprint karena beberapa hal. Mungkin karena Nenek aku butuh kursi roda, dan tiket aku, yang isinya cuma 3 passengers, yaitu aku dan 2 adek aku, semuanya underage. Jadi aku langsung nyari counter untuk check-in, tapi nu uh, gak ada. Dan untungnya ada satu counter yang sebenarnya tempat drop bagasi untuk tujuan Cina, nawarin bantuan untuk check-in dan print boarding pass! Huhu baik sangat u.u 

Setelah boarding pass tercetak, aku dan Ibu ikut ngantri untuk drop bagasi. Sedangkan keluargaku yang lain pergi untuk sahur. Terus Icha gak makan? Ya makan lah. Icha kok gak makan. Icha sama Ibu dibungkusin.  Hehe. Sementara ngantri untuk drop bagasi, aku beli 5 bantal leher buat dipakai selama perjalanan. Lumayan gengs, 8 jam. Bantal lehernya gambar pokemon. 20RM each.

Setelah drop bagasi, kami langsung ke imigrasi dan menuju ruang tunggu. Ngantrinya- lumayan panjang. Setelah itu kami singgah ke duty free shop yang namanya “be”. Lucu ya namanya. Dan jualannya tuh kaya sweets, chocolates, and things. Terus ada pepero EXO juga! HUHU GEMES PENGEN BELI. 

Karena keasikan di toko ini, kami jadi lupa kalau pesawatnya boarding sebentar lagi. Ngeng. Jadi akhirnya kami buru-buru ke waiting room. Terus aku sama Ikhlaq, adek ketiga aku mainan trolley kecil kan. Pas di elevator datar trolleynya kesandung apa gitu, jadi barang-barangnya langsung jatuh semuanya HAHAHA. Adek aku langsung buru-buru mung 
ut dan naik lagi ke trolleynya. Sedangkan aku yang lanjut ngedorong trolleynya.

Sebelum masuk ke ruang tunggu, kami harus melewati satu x-ray lagi yang antrinya panjaaaaaang sekali. Untungnya petugas bandara langsung memanggil penumpang AirAsia tujuan Jeddah. Setelah masuk ke ruang tunggu, ternyata belum boarding. Jadi kami nyari tempat untuk duduk. Dan aku langsung tidur since lantainya berkarpet dan empuk hehe. Sampai akhirnya ada panggilan untuk naik ke pesawat atau boarding! Akhirnya~

Jadi untuk flight ini, seat kami terbagi dua. Aku, Ayah sama Nenek di 14. Dan Ibu, Akhtar sama Ikhlaq di 41. Karena seat Aku sebenarnya itu buat aku sama adek aku, tapi adek aku pengennya sama Ibu aku. Yaudahlah, tukaran. 


Pesawat take off jam 7 atau jam 8 kalau gak salah. Flight 8 jam itu gak kerasa sama sekali. Yaiyalah karena tidur. Aku selama flight beneran cuma tidur doang. Paling bangun sebentar, terus tidur lagi. Atau gak temenin Nenek ke kamar mandi. Ya gitu lah. Dan akhirnya
sampai Jeddah jam 9 pagi waktu setempat. Which means- PUASANYA KEULANG. HEHE HEHE SAMBIL NANGIS. Jadi total puasa dari imsak di Malaysia sampai buka puasa di Arab kembali adalah 22 jam.


Setelah turun dari pesawat, kami naik bus yang gede, tapi rendah. Kaya gimana ya… kaya mobilnya kak Adhin. Yang kalau ketemu polisi tidur bagian bawahnya bunyi bunyi saking rendahnya. Dan Ibu sama Nenek disuruh nunggu kursi roda, dan mereka naik bis yang lain. Jadi aku nunggu di ruang tunggu. Dan suhunya hari itu 40 derajat celcius atau lebih. Jadi panas banget.

First impression…. Bandara Jeddah gak kaya yang aku bayangin. Toiletnya kotor dan gak keurus. Tapi dingin sih soalnya banyak AC. Tapi kalau kalian pernah ngeliat foto tempat yang ditinggalin bertahun-tahun, persis deh. Setelah Ibu sama Nenek aku nyampai ke terminal, kami langsung ke loket imigrasi, dan menunggu bagasi. Dan disitu aku baru tahu kalau ternyata Terminal tempat aku adalah emang Terminal khusus Haji. Tapi kalau memang Terminal itu untuk Haji dan Umrah, kok gak dirawat? Bukannya harusnya diberi perawatan khusus? 

Mengantri untuk imigrasi Arab!
Setelah semua bagasi keluar, ada satu bagasi yang enggak ada yaitu kursi roda Nenek aku. Akhirnya ditungguin, dan katanya kursi roda itu kesasar di Terminal lain. Ngeng. Jadi akhirnya kami harus tungguin selama hampir satu jam, sedangkan Ayah aku keluar dari Terminal untuk mencari Taksi. Setelah kursi rodanya datang, kami pun ikut keluar.

Supirnya ngantuk. Jadi digantiin sama ayah.
Dan tujuan kami saat itu adalah Madinah, yang berjarak hampir 400 km dari bandara. Dan biaya yang diminta supir taksi di bandara adalah 850 SAR, hampir mencapai Rp.3.000.000,-. Mobilnya lumayan besar, karena 6 koper dan 1 kursi roda cukup masuk ke bagian belakang dan tiga baris kursinya masih dapat dibuka. Akhirnya kami pun berangkat, dan yang aku lihat disepanjang jalan cuma pasir luaaaas, ada juga sih beberapa bangunan. Setelah setengah jam perjalanan, kami pun singgah ke satu Musholla yang ada di pinggir jalan. 

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan. Dan ya, pemandangannya sama selama 4 jam lebih. Padang pasir, bangunan, gunung-gunung batu. Jadi selain lihat-lihatin jalanan, aku juga tidur. Oh jelas hehe.

DAAAN AKHIRNYA SETELAH 4 JAM PERJALANAN SAMPAI JUGA DI MADINAH. Gedung-gedung dan rumah-rumah sudah kelihatan, dan lebih banyak kehidupan. 

Day 1: 18 Juni 2017
Kunjungan pertama ke Mesjid Nabawi!
Jadi, sampai hotel itu jam 12 apa jam 1, lupa eheh. Dan di lobby hotel kaya penuh banget, pas lagi capek-capeknya ada perempuan, mungkin beberapa tahun lebih tua senyum dan nanya "Apa kabar?" iya pake bahasa Melayu gitu huhu gatau ini kenapa seneng asli. Dia kaya bagian kelompok yang ada di lobby ini, dan kelompok itu ternyata gerakan untuk hak wanita di Arab. Keren ya? Kemudian check in, turun buat nyari makan dan nunggu sampai buka puasa. INI GAK KEMANA-MANA SAMA SEKALI BAHKAN KE NABAWI PUN ENGGAK HUHU :") Setelah buka puasa, maghrib di hotel dan nunggu isya. Malah ketiduran. Parah sih beneran ketiduran. Jadi yang tarawih di mesjid tuh cuma Ayah, Akhtar sama Momo. Tapi malam, sekitar jam 12 diriku ke Nabawi buat ambil air zam-zam dan WOW. Anginnya tuh kencang ya, gede. Tapi serasa hairdryer ditiupin ke muka gengs. Serius.

Day 2: 19 Juni 2017
Hari kedua tuh ya sama seperti tujuan orang pada saat umrah, ibadah. Ga mungkin flashmob blackpink. Jadi habis sahur, ke Nabawi buat subuhan, lalu balik ke hotel, dan ke Nabawi buat dzuhur. OH dan kalau sebelum-sebelumnya aku sholat di luar, pas dzuhur itu nyoba buat masuk ke dalam dan YEA AC-NYA DINGIN BANGET HUHU KONTRAS SAMA YANG DI LUAR. Tapi rame. Banget. Dan sebelum masuk itu ada askar yang ngecek tas. Gak boleh bawa hp dong ya ke dalam, tapi masa balik ke hotel lagi buat nyimpen hp :(( Jadi hpnya ku sembunyiin di tas nenek. HUHU YA ALLAH MAAF. Di dalam itu ramenya kaya bener-bener rame dan buat dapat tempat pun susah. Dan untungnya mereka Terus akhirnya dapet tempat, tapi sejurusan karpet. Tapi tempat yang aku occupy itu udah penuh ke depannya. Udah gabisa jalan lagi. Mau gak mau ya duduk disitu he. Terus sampingan sama ibu-ibu dari Uzbekistan. Lebih ke nenek-nenek sih? Dan ya gitu, dia balik ke aku, senyum, ya aku balik senyum. Terus dipeluk. YA TBH KAGET tapi lucu juga sih. Jadi small talk deh pake bahasa kalbu #loh. TAPI BENERAN YA, disana tuh satu-satunya bahasa yang berlaku selain bahasa Arab adalah bahasa Inggris. Ada juga kadang yang ngomel pake bahasanya. Padahal kan sama aja aku ga ngerti T__T Sedih T__T.  Oke lanjut. Beres dzuhur kita singgah ke Bin Dawood. Awalnya gatau sama sekali ya kaya i have no idea what is this bin dawood. Tapi setelah dijelasin baru ngeh kalau bin dawood ini seperti branch supermarket gede di Arab dan di satu kota itu bisa ada banyak banget bin dawood. Seperti Lotte-nya Korea dan Walmart-nya Amerika, mungkin. Dan diriku nge-swallow dong. #SwallowGang. Setelah itu, yaaa, Ashar di Nabawi, balik hotel buat buka puasa, Maghrib, balik hotel, dan Isya plus tarawih. Kemudian balik lagi ke hotel.


Day 3: 20 Juni 2017
What we ate in Arab in a nutshell, not really though.
Another same routine, sahur, sholat, buka puasa. Tapi mulai dzuhur itu aku sama ibu masuknya lewat gerbang Usman Bin Affan, yang kemarin-kemarinnya tuh lewat Al-Aqiq. Dan targetnya pengen masuk raudhah. Karena di hari kedua waktu nanya soal raudhah katanya disuruh coba lewat pintu Usman bin Affan. Yasudah kita nyoba kan ya. Dan pas lagi nunggu tuh tiba-tiba atapnya kebuka sendiri. Ya maklum, orang kampung jadi amazed sendiri. Kemudian yang pintu pertama kebuka, yang ke karpet merah. Nunggu berjam-jam pun pintu kedua gak kebuka sama sekali. Akhirnya pulang dengan hati kecewa dan niat buat nyoba besok lagi.

Day 4: 21 Juni 2017
Jadi ini kaya 1 hari sebelum ke Mekkah, dan belum ke raudhah. Oke second attempt ke raudhah. Nunggu berjam-jam dan disini ketemu sama perempuan dari Nigeria, she's like on her 20? Dan english dia bagus banget. Jadi disini aku ngobrol sama dia about tentang budaya, kebiasaan, ya intinya sharing lah. Terus kalo ada yang mikir "Kok di mesjid malah ngobrol" Huhu aku ngobrolnya juga pas lagi break ya :(( Dan setelah nunggu berjam-jam pun sama, raudhah tetep ga dibuka T_T Satu-satunya harapan itu subuh hari kelima. Dan akhirnya aku pun memutuskan untuk tinggal di Mesjid buat buka puasa, kapan lagi coba buka puasa di Masjid Nabawi. Jadi ya, aku nyari tempat enak buat nunggu, dan yaa gitu deh, nunggu. Terus di samping aku tuh ada perempuan juga, i guessed she is a college student. Terus pas ada ibu-ibu yang ngomong ke aku pakai bahasa apa ya... Gak tau. Intinya dia yang translate-in ke bahasa Inggris gitu. Intinya kaya ibu-ibu ini minta tolong apa gitu, lupa aku. Setelah itu, aku coba buat ngobrol sama dia setelah dia selesai ngaji. Dan ya, karena dia lancar bahasa Inggrisnya, kami ngobrol banyak hal dan benar-benar cocok. Kami bicara tentang budaya, makanan daerah, intinya seperti culture exchange gitu. Yang kemudian aku baru tahu dia sudah menikah dan dia datang dari Pakistan. Kami kemudian tukeran sosial media dan ya, sampai sekarang masih sering sharing. Setelah buka puasa, maghrib dan aku kembali lagi ke hotel.

Day 5: 22 Juni 2017
Paginya kami pun bangun untuk siap-siap ke Mekkah, dengan pakaian putih-putih, like how others Indonesians do. Yang kemudian aku baru tahu kalau lebih dianjurkan untuk perempuan menggunakan pakaian hitam. Oke lanjut. Jadi berhubung kami tidak ikut travel, jadi kami naik mobil, seperti taksi mungkin? Lalu singgah di satu daerah sebelum keluar dari Madinah, untuk bermiqat. Setelah sampai di Mekkah, kami jalan dan check-in di hotel, yang seingat saya berada di daerah Misfalah. Kemudian langsung ke Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah.
Something happened. Tiba-tiba gerbang ditutup saat tarawih karena orang-orang sudah sangat banyak. Tapi kemudian, untungnya dan Allah masih sayang, tiba-tibapun polisinya bilang kalau ingin umrah bisa masuk. Itu gak ngerti berapa kali nyebut alhamdulillah dalam hati. Awalnya udah bener-bener kecewa banget. But hey, it's the holy and sacred land! Everything could happen. Karena waktu itu nenek menggunakan kursi roda jadi langsung diarahkan ke lantai atas.
Bisa tebak apa yang terjadi saat Icha liat Ka'bah? Nangis. Iya nangis. Gak tau kenapa. Seneng banget. Setelah itu, kami melaksanakan ritual umrah seperti pada umumnya, yang selesai pada pukul 2 dinihari. Lalu kembali lagi ke hotel.

Buka puasa di Masjidil Haram.
Lupa tanggal berapa...
Untuk hari keenam, dan ketujuh, tidak ada kejadian spesial, ya memang masuk ke Masjidil Haram sendiri sudah spesial. Namun tidak ada, kok, kejadian aneh atau sejenisnya, hehe. EH ADA SIH. Waktu hari ketujuh itu kami memutuskan untuk berbuka puasa di masjid, dan disaat kami menunggu ada kakek-kakek yang pulang balik terus ngasih aku tasbih. Kayanya ada tiga. And then my mother jokingly said to me kalau bentar lagi aku dikasih sertifikat tanah HAHAHA.

Ohiya, mungkin ada yang wonder, kalau tidak ikut tour, makan apa dong? Jadi ibu beli rice cooker untuk masak nasi, dan lauknya kami beli di luar. Begitu. Hehe. Percaya deh, lebih hemat. Selain itu local experiencenya lebih kerasa. Belanja makanan di Bin Dawood, ke pasar, ngobrol sama native. Terus pernah nih pas lagi ke pasar, penjualnya bilang gorengan itu fried vegetable. FIX ini tempuranya Arab. Pas buka puasa, aku gigit sekali, dan tebak. Isinya apa. Kunyit bubuk. Kunyit bubuk digoreng. Apa gak kuning itu gigi. YA ALLAH KESEL BANGET TAPI NGAKAK. Sampai sekarang kalo denger istilah fried vegetable pasti trauma HAHAHA.
Day 8: 25 Juni 2017
Happy ied fitr! Ya, kami bangun sekitar jam 3 untuk siap-siap sholat. Dan pas keluar dari hotel... Shaf sholat sudah ada di depan hotel. Padahal jarak dari hotel kami ke Masjidil Haram itu lumayan jauh. Lebih dari 100 m. Dan itu masih jam 3 subuh lewat. Awalnya kami nyoba buat nyari jalan, tapi nihil. Semuanya udah ketutupan shaf sholat. Jadi yaaa gitu. Kami pasang sajadah di jalanan depan hotel itu. Yang setelah sholat ied, semua orang sudah berdiri. Gak dengerin ceramah. Bingung dong. Tapi ya, mau gimanapun, pandangan orang-orang tentang hukum satu hal itu berbeda. Jadi kami cuma minggir ke trotoar. Khutbahnya sedih banget. Iya. Sedih. Gak ngerti. Bahasa Arab semua. Gak ada subtitle.

Setelah khutbah selesai, kami kembali ke hotel. DAN GUYS. THE HOMESICK IS ATTACKING. TIBA-TIBA MAU MAKAN BURAS SAMA OPOR. Ya Allah ini sebuah pelajaran selagi kita masih di Indonesia, MAKAN BANYAK-BANYAK. Karena rasanya bener-bener gak enak untuk ngidam opor dan gak ada yang jual. Aku mengakhiri hari dengan ngidam opor.

Day 9: 26 Juni 2017
Our family photo in front of Ka'bah
Sehari setelah lebaran, kami memutuskan untuk melakukan tour. Apaan sih tour. Ya intinya jalan-jalan ke beberapa tempat bersejarah dalam Islam. Again, we used taxi. Dia kasih harga yang standar lah dan itu udah ke beberapa tempat. Yang aku ingat itu kami ke Jabal Rahmah, Arafah, sama beberapa bukit yang aku lupa nama-namanya.... Intinya dia nunjukin lokasi gua Hira, tempat nabi Ismail 'disembelih', dan lain-lain. Sepulang dari jalan-jalan, kami ke masjid untuk bermiqat. Lupa nama masjidnya apa.... Setelah itu kami singgah untuk makan di mall, lalu langsung ke Masjidil Haram. Tapi karena aku sedang ada tamu bulanan, aku gak ikut. Aku cuma nunggu. Tapi aku nunggu di lantai dasar. Setelah itu, kami ke rumah Khadijah, istri Rasulullah SAW, sekedar berkunjung.
A visit to Rasulullah SAW's house!

Day 10 & 11: 27-28 Juni 2017
Hari terakhir di Mekkah... Sedih. Dan aku dapat tamu bulanan, jadi aku cuma tinggal di hotel untuk packing, berhubung 27 malam kami sudah harus ke bandara. Jadi kami ke bandara sekitar pukul 12 tengah malam? Perjalanan ke bandara memakan waktu hampir dua jam. Yang kemudian kami sampai di bandara pukul 2. Dan disana, gak ada trolley. Makasih. :") Trolleynya harus disewa sebesar 3 riyal. Kemudian aku ngecek tempat buat masuk dan itu antrinya panjang banget! Kaya troli itu panjangnya dari tempat masuk sampai tempat drop-off. Terus akhirnya aku panggil keluarga aku kan. Dan ternyata, JENG JENG JENG. HP Ibu aku ketinggalan di taksinya. Masih dideteksi sama aplikasi, tapi pas ditelfon gak diangkat sama sekali. Yasudah, mau gimana lagi.

Ohiya, jadi flight aku, ibu dan adik-adik aku sama flight ayah dan nenek aku beda. Mereka naik AirAsia, aku Malindo. Alasannya karena beda harganya jauh. Kami pun menunggu di luar sampai jam untuk check-in. Dimana aku sadar kalau tidak ada tv untuk menayangkan itu. Jadi harus masuk ke area dalam. Sememusingkan itu. Dan sudah berjam-jam, antrian troli itu tidak masuk sama sekali.

Kemudian, setelah bolak-balik negosiasi, akhirnya kami dibolehkan masuk. Yaiyalah wong jadwalnya saja tidak jelas. Aku harus pulang balik berkali-kali ke kantor mereka. Hanya untuk jadwal pesawat. Kemudian kami menunggu di bagian dekat pintu, lalu ayah dan nenek check-in untuk penerbangan mereka. Dimana pesawat aku jadwalnya belum keluar sama sekali. Yang kemudian ayah bertemu dengan bapak-bapak, dari Indonesia juga yang mengatakan bahwa pesawat Malindo didelay, dimana ibuku tidak tahu sama sekali mengenai hal ini.

Jadi mau tidak mau, kami menunggu di area itu. Waktu berjalan, aku pulang balik, belum ada kabar.... Dan hp sudah sekarat. Jadi, Akhtar mencari stopkontak terus pasang adaptor untuk 6, yang gede itu loh. Terus banyak yang pengen charge, yasudahlah, supaya adil aku bilang minta kabel sama hpnya mereka saja, biar semua orang bisa pakai.

Charging station :D
Disitu, aku jadi ngobrol sama banyak orang. Ketemu kak Rifai dari Malaysia, sama kakak perempuan dari Nigeria kalau tidak salah, dia kerja di bidang tekstil dan katanya suka keliling dunia buat cari kain, keren ya! TERUS, ada satu kejadian penting. Kan hp ibu aku hilang, jadi hp yang diandalkan untuk berkomunikasi sama ayah cuma hp aku. Dan disitu, pulsa aku sudah habis, gak ada kuota, gak ada wi-fi. Lalu kak Rifai dengan baiknya kasih aku hotspot huhu nangis. Lalu dengan segera aku menghubungi ayah.

Sampai malam pun kabar pesawatnya tidak ada sama sekali, jadi bapak-bapak yang harusnya satu pesawat sama kami langsung mengumpulkan penumpang Malindo dan komplain ke staff hingga beberapa kali. Awalnya kami dikasih cemilan dalam satu boks, setelah itu dijemput bus beberapa jam kemudian untuk ke hotel. It's going to be a long journey, pikirku.

Beberapa menit kemudian kami sampai ke hotel di Jeddah yang namanya Grand Saha Hotel. Dan hotelnya, surprisingly good. Kaya bukan cuma hotel yang dadakan dipilih gitu. Jadi barang kami disimpan di lantai dasar, terus ke resepsionis untuk minta kunci kamar dengan menyertakan paspor. Jadi karena kami berempat, kami langsung dapat kamar sendiri. Tapi sebelum itu kami diberi makan di restoran hotel itu, lalu kemudian naik beristirahat. Dan untungnya, aku dapat wi-fi. Sebelum tidur aku cek notifikasi dan yang masuk banyak banget dari keluarga aku, karena beberapa jam gak ada kabar. Ya sudah, aku kabari balik, lalu tidur.




Day 12: 29 Juni 2017

McArabia~
Paginya, kami bangun dan langsung turun untuk sarapan setelah mandi. Tapi karena lihat ada McDonald's dekat hotel dan penasaran, kami sarapan sedikit di hotel lalu jalan ke McDonald's nya. Which is menurut aku lucu, karena tulisan di depannya pakai bahasa Arab, dan menunya otomatis beda dong. Aku pesan paket, lupa namanya apa, tapi kalau dari foto sih namanya McArabia Kofta. Isi paketnya itu ada dish yang mirip kebab, tapi seperti burger juga, kentang goreng dan minum. Rasanya unik, tapi enak. Ada warna tersendirinya gitu.

Setelah selesai makan, kami kembali lagi ke hotel, lalu aku tetap mencari info untuk penerbangan dengan menelepon resepsionisnya berkali-kali dan mereka hanya bilang siap-siap. Dan sampai malam tidak ada kabar sama sekali yang bikin aku marah-marah ke twitter mereka, dan ibu menelepon ke Malindo terus nanya kenapa gak dikabarin soal delay, kata pihak mereka sudah dikabari lewat e-mail. Ibu aku bersikeras tidak ada. Aku bilang ke ibu buat cek spam, dan ternyata ada dong HAHAHAHA malu.

Day 13: 30 Juni 2017

Rutinitas yang sama, sarapan kemudian cari info. Dan di lobi aku ketemu sama kak Heti, yang sangat ramah! Aku tukaran wa dan bilang saling berkabar aja kalau ada info baru. Setelah itu aku naik dan kemudian mulai merapihkan barang-barang. Sebelum dzuhur, alhamdulillah kami dapat kabar kalau setelah makan siang bakal dibawa ke bandara. Jadi setelah makan siang, kami berangkat ke bandara meskipun ada sedikit cekcok di atas bus.

With kak Heti and kak Harfin ^^
Sampai di bandara! Akhirnya. Kami pun langsung masuk dan menunggu jadwal. Pas jadwalnya sudah ada, kami langsung ke counter check-in dan mengantri untuk check-in. Disitu aku akhirnya ketemu sama kak Harfin, teman kak Heti. Dan kami pun ngobrol. Ternyata kak Heti ini traveler sejati juga loh! Sudah pernah ke Korea dan Jepang huhu aku pengen~Aku bener-bener mikir itu mimpi HAHAHA setelah 3 hari ketahan di Jeddah. Lewat imigrasi, lalu masuk ke waiting room, menunggu beberapa jam dan off to Malaysia!



------------------------
13 hari di Arab itu benar-benar memorable. Ketemu banyak orang baru, belajar banyak hal baru, seperti yang pernah certain someone bilang ke aku, tiap kejadian itu ambil baiknya, buang buruknya. And yeah. Aku bener-bener bersyukur dan berterima kasih ke Allah sudah diberi kesempatan itu. Terima kasih telah membaca sampai habis! Petualangan di Malaysia dan Lombok akan dilanjut di part 2! Mulai dari jalan kaki kemana-mana, sampai sate Rp.100.000! 😎

Cheers~






Komentar

Postingan Populer